Kamis, 12 Oktober 2017

Menggunakan BPJS di RS Harapan Kita…


Saya mau cerita pengalaman waktu pertama kali berobat ke RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta tanggal 11 Oktober 2017. Soalnya waktu itu nyari informasi di internet belum nemu prosedur berobat disana yang detail. Kali aja pengalaman saya bisa membantu bagi yang baru pertama kali berobat ke RS Harapan Kita.

Kebetulan suami memang punya masalah penyumbatan di jantung dan pernah kateter beberapa kali. Hasilnya memang meningkat terus.. ( bukan prestasi sih ya….hehe). Karena bertugas di Gorontalo maka suami awalnya memeriksakan diri di RS Gorontalo, di tes ini itu, ujung ujungnya ternyata harus dirujuk ke RS Harapan Kita.

Pas sampai rumah di Jakarta ternyata sakitnya nambah sakit gigi. Dan dokter gigi yang didatangi tidak berani melakukan tindakan karena takut mengganggu jantungnya. Ya sudah, akhirnya cuma sering kumur dan dibantu anti nyeri.

Waktu berobat ke RS Harapan Kita, harus sudah bawa perlengkapan komplit dari copy KK, KTP dan kartu BPJS, serta copy rujukan BPJS dan copy rujukan faskes 2. Semuanya rangkap 2, di klip yang rapih per set. Catet ya, supaya bisa cepat diproses dan ngga kudu bolak balik karena datanya kurang.

Juga harus tau jadwal praktek dokter yang jadi tujuan. Jangan sampai sudah datang dari jauh ternyata hari itu dokter yang dituju tidak praktek. Kecuali memang hendak berobat tanpa dokter tujuan yang pasti alias sedapetnya dokter disana aja.

Ada 3 kategori pasien rawat jalan,yaitu :
1.       Pasien Baru
2.       Pasien Lama dengan perjanjian
3.       Pasien Lama tanpa perjanjian


Mendapatkan nomor antrian pendaftaran

Waktu itu saya hendak berobat untuk pasien baru. Emang butuh waktu ekstra dibanding 'pasien lama dengan perjanjian'. Mereka langsung mendapat jadwal hari dan nomor antrian pada waktu konsul terakhir dan bisa datang langsung pada hari dan jam yang sudah ditentukan.

Untuk pasien baru dan pasien lama tanpa perjanjian perlu dapat nomor antrian dari mesin. Pagi pagi subuh temen saya sudah mulai antre buat dapetin nomor antrian pendaftaran di depan mesin nomor antrian. Letaknya persis disamping pintu masuk ruang tunggu. Subuh aja udah banyak banget yang datang. Katanya ada yang datang jam 2 pagi.

Cara antrinya cukup unik, yaitu dengan meletakkan botol air minum di depan mesin nomor berurutan ke belakang. Sedang pemiliknya bisa duduk atau tidur di dekat dekat situ. Ada juga yang keluar dan cari makan atau tidur diluar. Jadi ini baru antre barangnya, belum antre fisik. Katanya sih tertib antriannya, saling percaya dan ngga ada yang nyelak naroh di tengah antrian. Yang baru datang ya taroh di urutan paling belakang.

Sekitar jam 6 baru mulai antri secara fisik berdiri di depan mesin sesuai urutan kepemilikan botol air mineral tadi. Jam 6.30 mesin antrian mulai beroperasi didampingi petugasnya. Petugas akan menanyakan klinik yang dituju, apakah pasien baru atau lama, dan masuk BPJS atau umum. Petugas yang mengoperasikan, dia yang pencet pencet tombolnya dan langsung keluar nomor antriannya. Untuk pasien baru akan diberikan tambahan blanko yang harus diisi untuk diserahkan bersama kumpulan foto copy 2 rangkap yang saya jelasin diatas tadi, nantinya.

Sebagai gambaran, dengan datang jam 5 pagi, untuk pasien baru saya mendapatkan nomor antrian 15. Untuk pasien tanpa perjanjian ngga tau dapatnya nomor berapa.


Antri di Loket Pendaftaran Pasien Baru

Setelah itu menunggu sampai semua loket dibuka jam 7.30. Hari itu jam 7.45 saya dan suami baru sampai di lokasi. Langsung menuju ruangan bertuliskan Loket Pasien Baru, letaknya di samping pintu keluar ruang tunggu. Disitu nunggu panggilan dari petugas di loket sesuai nomor yang kita pegang. Antrinya lumayan lama, untuk nomor 15 saya baru bisa dilayani pukul 9 lewat. Padahal petugasnya ada 2 orang. 

Makin besar nomor pendaftarannya makin siang selesainya. Saya ngga tahu kalau selesai di loket ini lewat jam 11 apakah jadinya konsul siang atau bagaimana. Dan kalau ngga salah ada kuota pasien untuk tiap dokter, maksimal menerima 30 orang pasien. Kemarin saya lupa menanyakan ini.

Yang menyebabkan lamanya antrian adalah ketidak lengkapan dokumen dan pengisian blanko. Banyak pendaftar yang tidak memahami pertanyaan yang diajukan dalam blanko tersebut. Pertanyaan di blanko antara lain nama pasien, alamat, orang tua pasien, kerabat terdekat dan nomer telponnya, sistem pembayaran dan lain lain yang menyangkut pasien. Sebetulnya pertanyaan umum tetapi tetap banyak yang salah menjawab. Kebanyakan yang datang memang tidak terbiasa dengan data.

Misalnya pertanyaan mengenai sistem pembayaran, ada beberapa pilihan. Misalnya kita memilih Jaminan Kesehatan, harus ditambahkan jaminan kesehatan oleh siapa. BPJS juga akan ditanya lagi apakan BPJS mandiri atau BPJS yang dibayar oleh pemerintah. Saya menulis BPJS – Askes. Ibu sebelah saya yang bareng di loket tidak tahu BPJS nya bagaimana. ‘Saya taunya cuma pake BPJS, lainnya urusan suami saya’ katanya. Padahal data tersebut harus dimasukkan dengan benar dalam sistem oleh petugasnya. Akhirnya Ibu tersebut harus telp ke suaminya dahulu.

Belum lagi ketidak lengkapan dokumen. Padahal sudah jelas tertulis dan ditempel di banyak tempat bahwa dokumen yang dibutuhkan adalah copy kartu BPJS, copy KTP, copy KK, copy rujukan BPJS dan copy rujukan Faskes2 semuanya rangkap 2. Tapi entah kenapa tetap saja banyak yang sampai di loket dengan data yang kurang. Akhirnya mereka harus melengkapi data dahulu.

Belum lagi pendaftar yang tidak menyiapkan dulu data yang akan diserahkan. Baru didepan loket dia buka tas, korek korek dulu di tas besarnya buat ambil bundelan data. Habis itu bundelannya dibuka plastiknya, dicopot karetnya terus liat liat dan pilih pilih data sambil bingung sendiri. Gemes juga sih, kenapa ya ngga diberesin sambil nunggu antrian tadi, jadi pas giliran ke loket data bisa langsung diserahkan tanpa cari cari dan pilih pilih lagi.

Hal hal tersebut yang membuat proses menjadi lama. Untuk proses saya sendiri waktunya paling 5 menit karena semua data dan isiannya lengkap. Mungkin akan lebih membantu mempercepat apabila ada petugas diluar loket yang membantu memeriksa data pendaftar dan membimbing pengisiannya sebelum masuk ke loket. Jadi yang fotocopynya kurang bisa segera ke fotocopy. Data di formulir yang belum lengkap juga bisa dilengkapi lebih dahulu. Harap maklum, banyak sekali calon pasien yang tidak terbiasa mengurus administrasi, ataupun pasien dengan usia lanjut yang agak kesulitan dengan administrasi.

Petugasnya sendiri cukup cekatan dan cepat kerjanya. Juga tidak kehilangan senyum serta joke nya walaupun mata dan tangan mereka tetap bekerja. Setelah data selesai dan diserahkan kepada kami, mereka sekaligus menjelaskan prosedur selanjutnya yang harus kami jalani dengan detil. Data diserahkan kepada kami sudah dalam kondisi di klip rapih jadi ngga takut berceceran. Salut saya dengan petugas disini.


Verifikasi data di Loket 10

Dari petugas Loket Pendaftaran Pasien Baru kami mendapat 2 berkas surat. Berkas 1 untuk diverifikasi di loket 10, sedangkan surat ke 2 berwarna kuning untuk pengambilan obat kalau ada. Untuk selanjutnya berkas surat 1 yang akan dipakai terus. Disini nanti saya nyebutnya berkas aja ya supaya ngga kepanjangan.

Jam 9.30 selesailah urusan di loket pendaftaran pasien baru, kemudian menuju loket 10 untuk verifikasi data dengan menyerahkan berkas tadi. Letaknya agak nyempil bersebelahan dengan antrian pasien dengan perjanjian. Tanya saja sama petugas yang ada. Di loket 10 tidak ada antrian sehingga langsung selesai. Berkas diserahkan kembali ditambah lembaran hijau untuk ke ruang 1. Estimasi waktu 5 menit.


Ruang 1, Pemeriksaan EKG

Dari situ kami ke ruang 1, yaitu tempat untuk EKG. Surat dari loket 10 tadi diserahkan ke suster yang menjaga kemudian kami menunggu panggilan. Estimasi waktu menunggu diluar ruangan 10 menit, dan pelaksanaan EKG juga sekitar 10 menit. Berkas yang tadi diserahkan ke suster diruang 1 dikembalikan ke saya untuk dibawa ke ruang periksa.


Pemeriksaan oleh Dokter

Dari situ kami menunggu di depan kamar periksa. Ruang periksanya berderet di pinggir ruang tunggu. Hari itu dokter kami berpraktek di ruang 12, maka kami mencari tempat duduk yang tidak jauh dari pintu ruang 12. Berkas diberikan kepada suster yang bertugas di dalam ruangan.

Ada petunjuk mengenai sistem urutan periksa sebagai berikut :
1.       Pasien dengan perjanjian akan diperiksa berdasarkan urutan kwitansi (yang dari tadi saya sebut bundelan ) yang masuk.
2.       Pasien Baru akan diselipkan diantara pasien dengan perjanjian sesuai dengan urutan kwitansi
3.       Pasien lama tanpa perjanjian akan diperiksa setelah pasien dengan perjanjian selesai.
Kata katanya ngga persis begitu sih, tapi kira kira begitu artinya.

Jam 10 kami mulai menunggu di depan ruang periksa. Tidak tahu dapat antrian nomer berapa dan yang sudah berjalan nomer berapa. Sebab ngga ada informasi yang terlihat. Pokoknya setelah menyerahkan berkas tinggal nunggu namanya dipanggil suster. Saya juga tidak tahu dokter mulai praktek jam berapa. Sepertinya sih antara jam 9 – 9.30.

Sekitar jam 11 kami dipanggil. Pertama kali hanya pasien yang boleh masuk untuk di periksa tensi darahnya oleh suster, sementara dokter memeriksa pasien sebelumnya. Ketika pasien sebelumnya sudah keluar maka pasien pindah ke kursi pasien, baru pendamping dipanggil masuk.

Pemeriksaan berlangsung disaksikan pasien berikutnya yang sedang tensi. Lamanya konsultasi kami sekitar 10 menit karena data sudah lengkap hasil dari pemeriksaan di rumah sakit rujukan sebelumnya. Tentu saja konsultasi tidak bisa sebebas seperti konsultasi di dokter praktek biasa. Ada rasa tidak tega mau berlama lama mengingat pasien lain yang masih menunggu diluar. Juga pasien berikutnya yang sudah siap menunggu di sebelah kita (apalagi waktu itu pasien berikutnya akan kontrol setelah operasi bypass, lengkap dengan bekas lukanya). Tetapi waktu konsultasi kami rasanya cukup, pertanyaan pertanyaan yang sudah disiapkan sejak awal dapat dijelaskan semua.

Dokternya komunikatif dan ramah. Beliau didampingi dokter muda yang baik juga, yang sepertinya tugasnya adalah membantu mengisi data dan menyiapkan surat serta laporan. Di ruangan juga ada suster yang melakukan tensi serta menjelaskan prosedur administrasinya. Kami tidak merasa waktu konsul ini diburu buru, tetap santai, ada bercandanya tapi tetap on track.

Dari hasil pemeriksaan akhirnya diputuskan bahwa suami harus dikateter pembuluh jantungnya. Juga mengenai sakit gigi disarankan untuk berobat pada dokter gigi di RS Harapan Kita ini karena mereka sudah terbiasa mengangani orang sakit gigi yang jantungnya bermasalah. Dokter segera menanda tangani surat yang diperlukan untuk tindakan selanjutnya termasuk blanko untuk cek darah. Tanda tangan dokter ini penting, supaya pengobatan kita dibayar oleh BPJS.

Suster segera mengambil berkas dan mengajak kami keluar untuk menjelaskan prosedur administrasi berikutnya. Dia menjelaskan urutan pengurusan selanjutnya serta lokasinya dengan detil. Bahkan suster juga yang menuliskan nama petugas yang harus didatangi.


Pembuatan perjanjian / permintaan jadwal tindakan

Dari situ kami harus ke meja perjanjian untuk mengurus waktu konsul dengan dokter gigi. Juga harus ke loket C untuk verifikasi data dan persetujuan dari BPJS untuk dilakukan tindakan kateter. Kalau BPJS ngga setuju berarti kan harus biaya sendiri..

Demi menyingkat waktu, kami membagi 2 tugas. Suami ke meja perjanjian dan saya ke loket C.

Meja perjanjian letaknya didalam ruang tunggu. Saat itu ada 8 orang mengantri dan 2 petugas yang melayani. Saya sendiri ke loket C yang terletak di dekat area lobby, depan apotik. Disana untungnya kosong dan dalam 2 menit data saya diperiksa dan disetujui.

Diluar saya bertemu suami yang juga sudah selesai dari meja perjanjian. Walaupun tadi antrian nomor 8 tetapi pelayanannya cepat. Langsung kami menuju lantai 2 untuk mendapatkan jadwal kateter. Tempatnya di lantai 2, keluar lift kea rah kiri kemudian belok kanan. Ada pintu kaca tanpa tanda, masuk saja langsung ketemu pak Agus. Ruangannya kosong tanpa antrian, jadi bisa langsung diproses.

Pak Agus memeriksa berkas kami dan utak atik di komputernya. Kateter dijadwalkan 9 hari kemudian. Beliau orat oret di berkas tersebut dan selesailah proses pengobatan hari itu. Tinggal datang pada tanggal yang ditentukan langsung ke Loket A dengan membawa berkas dan hasil cek darah 3 hari sebelum tanggal tindakan. Estimasi waktu 5 menit sudah dengan tanya tanya secukupnya.



Cek darahnya bisa dilakukan dimana saja. Untuk lebih efisien, kami memutuskan untuk cek darah di lab dekat rumah walaupun harus keluar biaya.

Total waktu yang kami butuhkan hari itu sampai selesai adalah 4 jam, dengan mengesampingkan waktu antre di depan mesin nomor antrian. Mungkin apabila kami termasuk pasien lama dengan perjanjian waktunya akan lebih cepat karena yang cukup menyita waktu adalah lama masa tunggu di loket pendaftaran pasien baru. Juga menunggu di depan ruang praktek karena posisi kami adalah pasien baru yang urutannya diselipkan diantara pasien lama.

Ketika selesai mendapatkan jadwal saya bertanya ke suami, periksa gigi dapat waktu kapan? Dia jawab ‘lupain aja’. Saya heran mengingat dia lebih tersiksa dengan sakit giginya daripada kondisi jantungnya. saya nanya lagi,’kenapa? emang dapat tanggal berapa?’. Dia jawab pendek ‘27’. Saya langsung ngakak… untuk jadwal kateter 9 hari sedangkan untuk periksa gigi kita harus nunggu 16 hari. Iya siih, ini RS Jantung dan Pembuluh Darah, bukan RS Gigi… hehehe. Untunglah bukan jadwal kateternya yang lama..

Memang sih berobat memakai BPJS butuh perjuangan. Tapi sebenernya intinya cuma butuh sabar, dan bawa kelengkapan data. Sama bawa pulpen.. hehe




39 komentar:

  1. trimakasih infonya yang detail dan luar biasa, bukannya buat saya down tapi membuat saya penasaran. Karena besok saya merupakan pasien baru di RS Harapan Kita. Berarti saya harus bawa botol untuk antri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang tidak bisa pake botol lagi, harus fisik yg antri😁, lebih parah lagi saya ga teliti, faskes lanjutan kasi ke rsab harapan kita, bukan ke rspjd harapan kita. 😥

      Hapus
    2. Wah, berarti pendamping harus antre lumayan lama ya.. turut prihatin Pak.. cuma saya ngga bisa nahan senyum lihat rujukan faskes lanjutannya.. beda tulisan dikit tapi artinya jauh berbeda.. semoga ngga salah masuk poli kebidanan ya Pak..:)

      Hapus
  2. Saya mau tanya, bagai mana kelanjutan berobat nya? Apakah hasil kateterisasinya berjaln lancar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah lancar banget Ibu Novia.. saran saya kalau kateter datang pagi pagi sekali, langsung ambil antrian di loket B. Sekalian ambil nomor antrian di loket A sebab setelah loket B harus ke loket A.
      Darisitu langsung ke ruang kateter. Semakin siang maka antrian di ruang persiapan kateter makin lama. Beda antre awal 1 jam efeknya pelaksanaan kateter bisa beda berjam jam. Kami datang jam 5.30, kateter jam 7.30,proses kateter sekitar 1 jam. Terus pemulihan dan bisa pulang sekitar jam 10 pagi. Pasien yang masuk ruang persiapan kateter jam 8 bisa sore baru dapat giliran.
      Setelah kateter baru daftar konsul lagi untuk membahas hasil kateter serta kelanjutan pengobatannya..

      Hapus
  3. Alhamdulillah lega juga ternyata bisa pake bpjs, karena kemaren sempet galau karena harus dirujuk kesitu tapi ada kendala di biaya
    Terimakasih infonya mba ini sangat membantu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... selama proses di RSJPD Harapan Kita saya tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Dan pelayanannya juga sangat baik, asal sabar ya.. soalnya pasiennya juga banyak..

      Hapus
  4. Assalamualaikum boleh kasih saran terkait pilihan dokter spesialis jntung yg akn kita temui ga? Soalny bpak sya jga mau d rujuk k RSJPD Harapan Kita, tpi blum punya byangan dokter mana yg akan kita temui. Trima ksih sblum ny

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalaam... maaf Mba, saya tidak punya referensi dokter disana. Dulu dokternya dirujuk dari dokter awal di Gorontalo. Tapi menurut saya Insya Allah semua dokter disana pasti sudah melalui seleksi..

      Hapus
  5. Permisi ,, rs harapan kita bisa pake bpjs kis (kartu indonesia sehat) apa tidak ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya belum tahu Mba, tapi menurut saya bisa. Tinggal diisi di blanko pendaftarannya nanti. Karena diblanko tersebut ada pertanyaan BPJS apa yang dipakai, berarti kemungkinan besar semua BPJS dapat dipakai. Seperti saya sampaikan diatas, saya mengisinya BPJS-Askes karena menggunakan Askes.

      Hapus
  6. Saya daei banjarmasin..
    Anak sy berumur setengah bulan dirujuk ke rs harapan kita buat operasi jantung..
    Ada yang tau proses nya gimana.?
    Terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan pengalaman saya, dulu dari Gorontalo syaratnya seperti biasa membawa rujukan dari faskes 1 dan faskes 2. Kemudian mendaftar di RS Harapan Kita, prosesnya seperti yang diceritakan diatas.
      Waktu menunggu suami kateter, saya ngobrol dengan keluarga pasien lain. Banyak pasien yang berasal dari luar Jakarta, dan memang harus bolak balik datang sesuai prosedur sampai akhirnya dilakukan tindakan medis.
      Tetapi pernah pengalaman ketika di Gorontalo juga, suami mendapatkan surat rujukan tindakan di RS Harapan Kita. Ketika datang (pas malam hari), pasien langsung masuk UGD dan ditangani sesuai rujukan, kemudian rawat inap. Malam itu penunggu hanya disuruh minta cap ke loket yang ditentukan, kemudian esoknya baru mengurus BPJS nya, sementara pasien sudah ditangani dengan baik malam hari sebelumnya, jadi tidak khawatir. Pengalaman saya menggunakan BPJS di RS Harapan Kita tidak pernah dipersulit. Yang penting prosedur dan syaratnya terpenuhi.

      Hapus
    2. Janai Lisa
      Apa anak anda sudah di bawa ke RS harapan kita?
      Dan bagaimana hasilnya?

      Hapus
  7. Saya mau tanya untuk yang surat rujukan itu baik yang dari bpjs ataupun faskes 2 harus ada ya ? kalau saya datang tanpa surat rujukan apakah bisa ? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menggunakan fasilitas BPJS harus membawa rujukan faskes 1 dan faskes 2 Pak. Kecuali apabila tidak menggunakan BPJS alias pasien mandiri.

      Hapus
  8. terima kasih infonya sangat membantu dan lengkap sekali.

    saya mau tanya, jika saya mendapatkan rujukan bukan dari faskes 1 atau faskes 2, karena waktu berobat darurat bukan ke faskes 1 atau 2 nyaa..
    untuk pelayannya bpjs nyaa, apa bisaa yaa??
    terima kasih

    BalasHapus
  9. Mohon maaf Ibu, saya kurang tahu juga. Tapi pernah suami saya mendadak sakit di luar kota, dirawat beberapa hari disana (yg berarti bukan faskes saya ya). Setelah itu dirujuk ke Harapan Kita, masuk via ugd. Waktu itu bisa diproses BPJSnya.

    BalasHapus
  10. Terima kasih info nya yg sangat bermanfaat.Mohon maaf mau tanya bu,
    1.fc rujukan BPJS itu maksudnya gimana ya? Apakah kita minta rujukan dr kantor BPJS di daerah asal kita?
    2.apakah nama pasien harus masuk ke KK dulu?walaupun si pasien sudah mempunyai Bpjs..

    Terima kasih

    BalasHapus
  11. Ibu Mutia,
    1. Copy rujukan BPJS maksudnya adalah rujukan dari faskes 1 alias puskesmas, dokter, klinik yang menjadi faskes 1 sesuai dengan yang terdaftar di keanggotaan kita.
    2. Mohon maaf saya kurang mengerti juga Ibu. Tapi bukankan keanggotaan BPJS itu sudah berdasarkan KK ya?

    BalasHapus
  12. Mba makasih banyak atas info nya.. yg mau saya tanyakan... rujukan bpjs yg dimaksud rujukan jadi faskws 1,, bukannya sudah diambil oleh faskes 2 ya??? Kebetulan saya mau bawa nenek saya kesana.. untuk pemula saya kebingungan walau saya juga kerja di rs bogor.... pihak rs perujuk faskes 2 hanya blg bahwa datang saja membawa rujukan faskes dari rs tsb...

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Saya juga sudah telpon cust care pihak rs harapan kita... persyaratannya sama seperti yang mbak runutkan diatas..

    Oiya saya mau tanya lagi.... persyaratannya apa harus dari RS tipe B dlu mba? Krn RS perujuk nya RS tipe C...

    Nah setelah saya dapat info dr customer bahwa saya mesti ke faskes 1 untuk minta rujukan lagi,, dan minta rujukan ke faskes tipe B (RSUD) pihak RS perujuk tidak memberi.. alasannya sudah terdaftat online... jd langsung datang saja katanya...

    Masalahnya kalo kurang2 dokumen kan bulak baliknya jauh ya mbak... hehehee.... mungkin mbak bisa bantu jawab?? Saya ucapkam makasih banyak ya mbak..

    BalasHapus
  15. Mbak Eka,
    seingat saya rujukan faskes 1 pada waktu mengurus faskes 2 saya hanya diminta copynya saja sehingga aslinya tetap saya pegang.
    Untuk tipe RSnya saya kurang paham juga, karena faskes 2 saya adalah RSUD Pasar Minggu, dan mereka memberikan rujukannya berupa kertas.
    Atau mungkin sekarang sudah canggih dan hanya perlu online ya/

    Mohon maaf apabila keterangan saya tidak banyak membantu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba... kalo di rs tempat saya kerja memang aslinya yg di tarik.... rata2 gitu hehe.. gpp mungkin saya harus minta lagi ke faskes 1 buat jaga2..biar ga bolak balik... mksih ya mbak infonya smoga sehat selalu😍😘🤗

      Hapus
  16. mba saya mau tanya apa kalau antri di rsab nya harus dari subuh" juga yah ?

    BalasHapus
  17. Mbak.. Gimana cara mendaftar pasien baru dengan bikin perjanjian? Kalo utk pasien baru tanpa perjanjian, sepertinya akan sangat lama mengingat kondisi org tua saya yg jantungnya hanya berfungsi 20% (kata dokter yg di malaysia dan mereka angkat tangan utk pengobatan).. Sedangkan utk berobat ke rs harapan kita di jakarta, saya tidak tau bagaimana prosesnya. Krn di tmpt saya tidak ada dokter jantung,, dan kalo pun berobat, org tua saya hanya kontrol ke dokter penyakit dalam. Makanya org tua saya 3bln sekali berobat ke malaysia.. Tolong infonya yaa mbak @Dinovi Andjasmoro

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya belum pengalaman soal ini mBa Triana. Tapi mungkin datang saja dulu dan mendaftarkan ke meja pendaftaran. Hanya saja untuk mendapatkan waktu konsul cukup lama, bisa mencapai 2 minggu dari pendaftaran.

      Kalau urgent bisa mendaftar ke Pav Sukarman di RSJPD Harapan Kita, membayar tarif RS swasta, sambil menunggu jadwal pemeriksaan menggunakan BPJS. Karena file pasien kedua tempat tersebut terkoneksi, jadi bisa pindah tempat dengan mudah.

      Mudah mudahan membantu ya

      Hapus
  18. Makasih banyak mbak info nyaaa . Ini saya baru mau mendaftarkan ayah saya yang terkena penyakit jantung dan harus dirujuk . Semoga tidak bingung nanti nyaa yaaa. Untuk tinggal gimana yaa dikarnakan rumah kita jauh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pak Sanusi, sepertinya banyak kos kosan di belakang RS. Keluar saja lewat pintu belakang, yang dimana berderet penjual makanan, disitu banyak tertulis menerima kos. Harganya lumayan sih.. Ada juga hotel di jalan ini. Tinggal pilih sesuai kebutuhan dan kemampuan.

      Atau di bagian belakang juga ada hotel kecil. Hotel ini merupakan bagian dari RS, dan tentu harganya lebih tinggi dari kos kos an ya..

      Hapus
  19. Permisi mau tanya, istri saya di rujuk ke RSJPB Harapan Kita. Dapat rujukan dari RS regional, sudah dapat surat rujukan dari BPJS dan RS regionalnya. Yg saya mau tanya apakah harus minta surat rujukan faskes 1 tidak? Tmks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya Rujukan selalu dari level terendah menuju level yang lebih tinggi. Dalam hal ini pasien BPJS yang akan mendapatkan yankes selalu berangkat dari Faskes TK 1 dahulu, apabila pada Faskes TK 1 tidak dapat ditangani maka akan dirujuk ke RSUD ( Faskes TK 2 )RSUD biasanya adalah RS dengan tipe B yang ada di Kabupaten/Kota. Kemudian jika masih memungkinkan maka akan dirujuk kembali ke RS lanjutan ( Provinsi ) sampai pada akhirnya sampai ke RS Harapan Kita. Dan saya justru malah tanda tanya nih kok bisa Rujukan dari RS Regional menuju RS Harapan Kita sudah terbit namun surat rujukan dari Faskesnya belum ada??

      Hapus
  20. Terima kasih informasinya. Sangat2 membantu.. keep posting

    BalasHapus
  21. Terima kasih infonya sangat membantu...jadi ada gambaran situasi nnt pd saat mau bawa ayah ke Harapan Kita..

    BalasHapus
  22. Klo kasusnya pasien adalah bayi..berarti klo sesuai prosedur..utk ktp apa mewakili ktp org tua atau harus akte kelahiran?

    BalasHapus
  23. untuk bayi baru lahir, biasanya namanya adalah bayi ny.Anu. Kalau sudah ada akta kelahiran baru diganti sesuai namanya.
    Untuk berobat biasanya dipakai KK serta KTP orang tuanya.

    semoga membantu..

    BalasHapus
  24. Putri saya kelahiran 21 Nopember 2018, divonis dokter ColumbiaAsia mengalami kelainan Jantung. Supaya lebih pasti dan tepat penanganannya saya sangat ingin ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Karena saat ini untuk Indonesia/Nasional memang di RS inilah yang menangani masalah Jantung. Yang saya dengar infonya untuk menuju RS Jantung Harapan kita sangat butuh waktu lama ( memakai sistem antrian dengan waktu tunggu bisa mencapai berbulan )apakah benar demikian untuk pasien BPJS???

    BalasHapus
  25. Putri saya jantungnya berlubang dan penyempitan, rencana dirujuk ke RS Harapan Kita dari RSUD Ulin Banjarmasin.. saya mau tau prosesnya utk sekarang Tahun 2019 dan mohon infonya penginapan yang murah yang dekat sama RS ? kalau bisa ada kontak/wa penginapan utk bisa di hub/pesan.. trims. Farid. Banjarmasin

    BalasHapus
  26. Biasanya berapa lama jadwal operasi sejak pendaftaran awal/rawat jalan?
    kami juga rujukan dri Rs di Manado.

    BalasHapus

Mendampingi Kateter Jantung

Pengalaman mendampingi penderita penyempitan jantung dikeluarga saya sudah cukup lama. Sehingga akhirnya saya familiar dengan istilah kate...